Rabu, 28 September 2016

Sistem Kolaborasi dalam pemberian asuhan keperawatan antara perawat dengan keluarga


apasih itu perawat? apasih itu tugas perawat? nah guys untuk sesorang calon perawat ataupun untuk orang yang "kepo" mengenai apa aja sih tugas perawat ? untuk yang belum mengetahui tugas perawat, di postingan ini saya akan memberikan sedikit paparan mengenai tugas dari seorang perawat. salah satu tugas dari perawat itu yaitu merawat orang sehat dan orang sakit, nah dalam mengaplikasikannya perawat harus bisa berkolaborasi nih guys. bukan dengan dokter atau tim kesehatan lainnya saja namun juga dengan keluarga pasien guna untuk memberikan asuhan keperawatanyang lebih baik. Untuk selelngkapnya, silahkan dibaca postingannya .....


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Selama ini proses perawatan pasien baik di rumah sakit maupun di layanan praktik kedokteran yang lain cenderung intruksional antara dokter dengan perawat, farmasis, dan ahli gizi. Kecenderungan ini lebih banyak dipengaruhi oleh masih belum adanya kolaborasi interdisipliner sejak masih dilingkungan akademik. Kurikulum pendidikan profesi-profesi kesehatan sering dicirikan sebagai kurikulam yang terintegrasi. Kurikulum pendidikan terpadu ini sebaiknya tidak hanya memadukan berbagai disiplin ilmu dari masing-masing profesi yang terkait dengan pelayanan kesehatan perorangan (PKP) dan pelayanan kesehatan masyarakat (PKM).
Supaya PKP dan PKM berjalan dengan efektif dan efisien kurikulum pendidikan sebaiknya juga memadukan protap (SOP) dari masing-masing profesi yang terkait dengan pelaksanaan PKP dan PKM. Dalam rangka meningkatkan kepuasan pasien (patient satisfaction) baik dirumah sakit maupun ditempat praktik, maka perlu dibudayakan sebuah teamwork antar disiplin ilmu dengan mengedepankan tujuan bersama yaitu menurunnya morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka  kematian).
Untuk mencapai pembangunan kesehatan yang baik, diperlukan kolaborasi antara tim interdisiplin maupun dengan pihak yang terkait. Jika kolaborasi terjalin dengan baik dan terarah, maka penyembuhan atau asuhan keperawatan pasien akan berjalan dengan mudah tanpa adanya hambatan atau gangguan. Karena dengan adanya kolaborasi dengan pihak keluarga diharapkan dapat membantu perawat dalam memberikan aseuhan pada pasien atau klien.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diselenggarakan secara berkelanjutan, terencana dan terarah guna mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia Menurut Mubarak (2009) dengan pembangunan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.


1.2   Rumusan Masalah
-          Apa yang dimaksud dengan Sistem ?
-          Apa yang dimaksud dengan Kolaborasi ?
-          Apa yang dimaksud system kolaborasi?
-          Bagaimana Sistem Kolaborasi antara pemberi asuhan perawat dengan keluarga?


1.3  Tujuan
-          Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem
-          Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kolaborasi
-          Untuk mengetahui apa itu system kolaborasi.
-          Untuk mengetahui Bagaimana Sistem Kolaborasi antara pemberi asuhan, pasien dan keluarga.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Sistem Kolaborasi
a.       Definisi Sistem Kolaborasi
Sistem secara umum adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka. Kata sistem sendiri berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Kolaborasi secara umum digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian banyak pengertian dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun didasari prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat.
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator. Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga professional.
 Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam lingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi sebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan oleh pertukaran suatu negara dimana pelayanan diberikan. Bagi perawat, hubungan kerjasama dengan dokter sangat penting apabila ingn menunjukkan fungsinya secara independen.


Seperti yang dikemukakan National Joint Practice Commision (1977) yang dikutip Siegler dan Whitney (2000) bahwa tidak ada definisi yang mampu menjelaskan sekian ragam variasi dan kompleknya kolaborasi dalam kontek perawatan kesehatan. Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktisi profesional, kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan kepada pasien. Kolegalitas menekankan pada saling menghargai, dan pendekatan profesional untuk masalah-masalah dalam team dari pada menyalahkan seseorang atau atau menghindari tangung jawab.

b.     Definisi Sistem Kolaborasi menurut para ahli
Praktik kolaboratif menekankan tanggung jawab bersama dalam manajemen perawatan pasien dengan proses pembuatan keputusan bilateral yang didasarkan pada masing-masing pendidikan dan kemampuan praktisi. Jonathan (2004) mendefinisikan kolaborasi sebagai proses interaksi diantara beberapa orang yang berkesinambungan. Setiap anggota tim memiliki kewanangan intervensi yang berbeda-beda sesuai skill dan kompetensi dalam mengelola sakit pada pasiennya.
·         AMA (American Medical Assosiation)
American Medical Assosiation (AMA, 1994) mendefinisikan istilah kolaborasi sebagai sebuah proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktik bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktik mereka dengan berbagai nilai-nilai, saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu, keluarga, dan masyarakat. ANA (1992) menambahkan, kolaborasi hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien adalah dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan kerja sama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi dengan masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya.
·         Menurut Kamus Heritage Amerika
Menurut Kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah bekerja bersama khususnya dalam usaha penggabungan pemikiran.


·         Gray (1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai suatu proses berpikir dimana pihak yang terlibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan pandangan mereka terhadap apa yang dapat dilakukan.
·         Lidenke dan Siekert
Lidenke dan Sieckert (2005), kolaborasi merupakan proses kompleks yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien, dan kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga profesional kesehatan.
Dari definisi yang dikemukakan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kolaborasi adalah suatu proses interaksi yang kompleks dan beragam, yang melibatkan beberapa orang untuk bekerja sama dengan menggabungkan pemikiran secara berkesinambungan dalam menyikapi suatu hal dimana setiap pihak yang terlibat saling ketergantungan didalamnya.

2.2  Tujuan kolaborasi
Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang klien dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap anggota tim serta untuk mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien. Agar hubungan kolaborasi dapat optimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama. Perawat dan dokter merencanakan dan mempraktekkan sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagai nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkonstribusi terhadap perawatan individu, keluarga dan masyarakat.
Tim satu disiplin ilmu meliputi : tim perawat, tim dokter, tim administrasi, dan lain-lain.Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok professional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. Tim akan berfungsi baik, jika terjadi adanya konstribusi dari anggota timdalam memberikan pelayanan kesehatan efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai sesama anggota tim. Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik dalam tim inter disiplin. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain.


Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit.Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lain sebagai membuat relevan pemberian pengobatan. Tim multi disiplin meliputi: tim operasi, tim infeksi nasokomial, dan lain-lain.

2.3  Karakeristik Kolaborasi
Menurut Carpenter (1990), kolaborasi mempunyai 8 karakteristik, yaitu:
-          Partisipasi tidak dibatasi dan tidak hirarkis.
-          Partisipan bertanggung jawab dalam memastikan pencapaian kesuksesan. Adanya tujuan yang masuk akal.
-          Ada pendefinisian masalah.
-          Partisipan saling mendidik atau mengajar satu sama lain.
-          Adanya identifikasi dan pengujian terhadap berbagai pilihan.
-          Implementasi solusi dibagi kepada beberapa partisipan yang terlibat.
-          Partisipan selalu mengetahui perkembangan situasi.
-           
2.4   Dasar-dasar Komperensi Kolaborasi
a.          Komunikasi
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam berkolaborasi, karena kolaborasi membutuhkan pemecahan masalah yang lebih komplek, dibutuhkan komunikasi efektif yang dapat dimengerti oleh semua anggota tim.
b.         Respek dan kepercayaan
Respek dan kepercayaan dapat disampaikan secara verbal maupun non verbal serta dapat dilihat dan dirasakan dalam penerapannya sehari-hari.
c.          Memberikan dan menerima feed back
Feed back dipengaruhi oleh persepsi seseorang, pola hubungan, harga diri, kepercayaan diri, emosi, lingkungan serta waktu, feed back juga dapat bersifat negative maupun positif.



d.         Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan komunikasi untuk mewujudkan kolaborasi yang efektif guna menyatukan data kesehatan pasien secara komperensip sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota tim.
e.          Manajemen konflik
Untuk menurunkan komplik maka masing-masing anggota harus memahami peran dan fungsinya, melakukan klarifikasi persepsi dan harapan, mengidentifikasi kompetensi, mengidentifikasi tumpang tindih peran serta melakukan negosiasi peran dan tanggung jawabnya.

2.5  Elemen kunci kolaborasi
Kunci kolbarosi dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien diantaranya yaitu :
1.      Kerjasama
Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk memeriksa beberapa alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan. Asertifitas penting ketika individu dalam tim mendukung pendapat mereka dengan keyakinan. Tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar-benar didengar dan konsensus untuk dicapai.Tanggung jawab, mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari hasil konsensus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya.
2.      Komunikasi
Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi informasi penting mengenai perawatan pasien dan issu yang relevan untuk membuat keputusan klinis. Otonomi mencakup kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya.
3.      Koordinasi
Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien, mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi dalam menyelesaikan permasalahan.



4.      Kepercayaan
Kepercayaan adalah konsep umum untuk semua elemen kolaborasi. Tanpa rasa pecaya, kerjasama tidak akan ada, asertif menjadi ancaman, menghindar dari tanggung jawab, terganggunya komunikasi.
Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktisi profesional, kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan kepada pasien.Kolegalitas menekankan pada saling menghargai, dan pendekatan profesional untuk masalah-masalah dalam team dari pada menyalahkan seseorang atau atau menghindari tangung jawab. Hensen menyarankan konsep dengan arti yang sama : mutualitas dimana dia mengartikan sebagai suatu hubungan yang memfasilitasi suatu proses dinamis antara orang-orang ditandai oleh keinginan maju untuk mencapai tujuan dan kepuasan setiap anggota.
Elemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team multidisipliner dapat digunakan untuk mencapai tujuan kolaborasi team:
1.      Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan keahlian uik professional.
2.      Produktivitas maksimal serta efekifitas dan efisiensi sumber daya.
3.      Peningkatanya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas
4.      Meningkatnya kohesifitas antar professional
5.      Kejelasan peran dalam berinteraksi antar professional.
6.     Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan menghargai dan memahami orang lain.

2.6  Kriteria Kolaborasi
Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada beberapa kriteria, yaitu:
1.      Adanya saling percaya dan menghormati
2.      saling memahami dan menerima keilmuan masing-masing
3.      memiliki citra diri positif
4.      memiliki kematangan professional yang setara (yang timbul dari pendidikan dan pengalaman).
5.      mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan
6.      keinginan untuk bernegoisasi.


2.7  Pemahaman Kolaborasi
Pemahaman mengenai prinsip kolaborasi dapat menjadi kurang berdasar jika hanya dipandang dari hasilnya saja. Pembahasan bagaimana proses kolaborasi itu terjadi justru menjadi point penting yang harus disikapi. Bagaimana seorang pemberi asuhan kesehatan, pasien dan keluarga memandang arti kolaborasi harus dipahami oleh kedua belah pihak sehingga dapat diperoleh persepsi yang sama.
Seorang perawat akan berfikir; apa masalah pasien ini? Bagaimana pasien menanganinya?, bantuan apa yang dibutuhkannya? Dan apa yang dapat diberikan kepada pasien?.Perawat dididik untuk mampu menilai status kesehatan pasien, merencanakan intervensi, melaksanakan rencana, mengevaluasi hasil dan menilai kembali sesuai kebutuhan. Para pendidik menyebutnya sebagai proses keperawatan. Inilah yang dijadikan dasar argumentasi bahwa profesi keperawatan didasari oleh disiplin ilmu yang membantu individu sakit atau sehat dalam menjalankan kegiatan yang mendukung kesehatan atau pemulihan sehingga pasien bisa mandiri.
Inti dari suatu hubungan kolaborasi adalah adanya perasaan saling ketergantungan (interdefensasi) untuk kerjasama dan bekerjasama. Bekerjasama dalam suatu kegiatan dapat memfasilitasi kolaborasi yang baik. Kerjasama mencerminkan proses koordinasi pekerjaan agar tujuan atau target yang telah ditentukan dapat tercapai. Selain itu menggunakan catatan klien terintegrasi dapat merupakan suatu alat untuk berkomunikasi antara profesi secara formal tentang asuhan klien. Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika : 1) semua profesi memiliki visi dan misi yang sama, 2) masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari pekerkaannya, 3) anggota profesi dapat bertukar informasi dengan baik, 4) masing-masing profesi mengakui keahlian dari profesi lain yang bergabung dalam tim.

2.8  Sistem kolaboasi antara perawat dan keluarga
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien, selain harus bekerjasama atau berkolaborasi dengan tim interdisiplin atau tim kesehatan kita juga harus berkolaborasi dengan keluarga pasien. Keluarga sangat berperan dalam menentukan kesembuhan atau status pasien. Dengan adanya keluarga perawat dapat berkontribusi, saling bertukar pendapat mengenai bagaimana cara asuhan keperawatan yang baik yang harus dilakukan pada pasien.

Dalam berkolaborasi dengan keluarga, perawat harus memperhatikan hal – hal yang menjadi dasar atau acuan pemberian asuhan keperawatan pada pasien. Diantaranta komunikasi yang baik, saling menghargai, menyampingka ego diantara masing – masing dan bias bekerja sama dalam mengambil suatu keputusan yang beresiko maupun tidak pada pasien. Jika tidak ada kolaborasi dengan pasien, mungkin perawat tidak akan bias memberikan asuhan keperawatan dengan baik pada pasien karena keluarga memgang peranan sangat penting dalam embantu perawat mendapatkan informasi tentang pasien maupun meningkatkan kesembuhan pasien.





BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat dapat ditarik kesimpulan bahwa kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya.
Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang klien dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap anggota tim serta untuk mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien. Agar hubungan kolaborasi dapat optimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama.
Dalam membangun kerjasama tersebut, peran keluarga dalam klaborasi dengan perawat juga sangat dibutuhkan karena kita tidak akan mengetahui informasi apapun tentang pasien yang kita rawat melainkan keluarganya, jadi keluarga sangat berkontribusi sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien guna untuk mempercepat penyembuhan pasien, meningkatkan mtu pelayanan kesehatan maupun menjadi ukuran untuk mengambil suatu keputusan.

3.2  Saran
Saran yang dapat kami sampaikan yaitu dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus berkolaborasi dengan tim interdisiplin maupun dengan keluarga, karena keluarga merupakan salah satu anggota yang dimiliki pasien yang dapat membantunya dalam mengambil suatu keputusan untuk kesembuhannya. Jika tidak ada kolaborasi antara perawat dan keluarga maka hubungan perawat dan pasien tidak akan berjalan dengan baik.




DAFTAR PUSTAKA
diunduh pada hari rabu , tanggal 22 september 2016 pada pukul 14.21 WIB.
                Diunduh pada hari rabu, tanggal 22 september 2016 pada pukul 19.34 WIB


 Nah udah tau kan bagaimana perawat harus berkolaborasi dengan keluarga pasien maupun dengan tim lainnya, meskipun jauh dari kesempurnaan tapi setidaknya postuingan ini membuat kita jadi  sedikit lebih mengetahui bagaimana perawat itu berkolaborasi dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien ya . semoga bisa bermanfaat :)

1 komentar:

  1. Asslamualaikum Ka kalo diagnosa gangguan kebutuhan nutrisi itu kolaborasi sama dokter untuk obat penambah nafsu makan atau sama gizi? Trims

    BalasHapus