apasih itu perawat? apasih itu tugas perawat? nah guys untuk sesorang calon perawat ataupun untuk orang yang "kepo" mengenai apa aja sih tugas perawat ? untuk yang belum mengetahui tugas perawat, di postingan ini saya akan memberikan sedikit paparan mengenai tugas dari seorang perawat. salah satu tugas dari perawat itu yaitu merawat orang sehat dan orang sakit, nah dalam mengaplikasikannya perawat harus bisa berkolaborasi nih guys. bukan dengan dokter atau tim kesehatan lainnya saja namun juga dengan keluarga pasien guna untuk memberikan asuhan keperawatanyang lebih baik. Untuk selelngkapnya, silahkan dibaca postingannya .....
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama ini
proses perawatan pasien baik di rumah sakit maupun di layanan praktik
kedokteran yang lain cenderung intruksional antara dokter dengan perawat,
farmasis, dan ahli gizi. Kecenderungan ini lebih banyak dipengaruhi oleh masih
belum adanya kolaborasi interdisipliner sejak masih dilingkungan akademik. Kurikulum
pendidikan profesi-profesi kesehatan sering dicirikan sebagai kurikulam yang
terintegrasi. Kurikulum pendidikan terpadu ini sebaiknya tidak hanya memadukan
berbagai disiplin ilmu dari masing-masing profesi yang terkait dengan pelayanan
kesehatan perorangan (PKP) dan pelayanan kesehatan masyarakat (PKM).
Supaya PKP dan
PKM berjalan dengan efektif dan efisien kurikulum pendidikan sebaiknya juga
memadukan protap (SOP) dari masing-masing profesi yang terkait dengan
pelaksanaan PKP dan PKM. Dalam rangka meningkatkan kepuasan pasien (patient
satisfaction) baik dirumah sakit maupun ditempat praktik, maka perlu
dibudayakan sebuah teamwork antar disiplin ilmu dengan mengedepankan tujuan
bersama yaitu menurunnya morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian).
Untuk mencapai
pembangunan kesehatan yang baik, diperlukan kolaborasi antara tim interdisiplin
maupun dengan pihak yang terkait. Jika kolaborasi terjalin dengan baik dan
terarah, maka penyembuhan atau asuhan keperawatan pasien akan berjalan dengan
mudah tanpa adanya hambatan atau gangguan. Karena dengan adanya kolaborasi
dengan pihak keluarga diharapkan dapat membantu perawat dalam memberikan
aseuhan pada pasien atau klien.
Pembangunan kesehatan merupakan
bagian integral dari pembangunan nasional yang diselenggarakan secara
berkelanjutan, terencana dan terarah guna mencapai tujuan nasional bangsa
Indonesia Menurut Mubarak (2009) dengan pembangunan kesehatan diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
1.2 Rumusan Masalah
-
Apa yang dimaksud
dengan Sistem ?
-
Apa yang dimaksud
dengan Kolaborasi ?
-
Apa yang dimaksud
system kolaborasi?
-
Bagaimana Sistem
Kolaborasi antara pemberi asuhan perawat dengan keluarga?
1.3 Tujuan
-
Untuk mengetahui apa
yang dimaksud dengan Sistem
-
Untuk mengetahui apa
yang dimaksud dengan Kolaborasi
-
Untuk mengetahui apa
itu system kolaborasi.
-
Untuk mengetahui Bagaimana
Sistem Kolaborasi antara pemberi asuhan, pasien dan keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sistem Kolaborasi
a. Definisi
Sistem Kolaborasi
Sistem
secara umum adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka. Kata
sistem sendiri berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma)
adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Kolaborasi secara
umum digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan
pihak tertentu. Sekian banyak pengertian dikemukakan dengan sudut pandang
beragam namun didasari prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerja
sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat.
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang
diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau
komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. Apapun
bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide
yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator. Kolaborasi merupakan
proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan yang
disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Kadangkala
itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga professional.
Kolaborasi
adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik bekerja
dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam lingkup praktek
profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi sebagai pemberi
petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan oleh pertukaran
suatu negara dimana pelayanan diberikan. Bagi perawat, hubungan kerjasama
dengan dokter sangat penting apabila ingn menunjukkan fungsinya secara
independen.
Seperti yang dikemukakan National Joint Practice
Commision (1977) yang dikutip Siegler dan Whitney (2000) bahwa tidak ada
definisi yang mampu menjelaskan sekian ragam variasi dan kompleknya kolaborasi
dalam kontek perawatan kesehatan. Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan
umum, konstribusi praktisi profesional, kolegalitas, komunikasi dan praktek
yang difokuskan kepada pasien. Kolegalitas menekankan pada saling menghargai,
dan pendekatan profesional untuk masalah-masalah dalam team dari pada
menyalahkan seseorang atau atau menghindari tangung jawab.
b.
Definisi Sistem
Kolaborasi menurut para ahli
Praktik kolaboratif menekankan tanggung jawab
bersama dalam manajemen perawatan pasien dengan proses pembuatan keputusan
bilateral yang didasarkan pada masing-masing pendidikan dan kemampuan praktisi.
Jonathan (2004) mendefinisikan kolaborasi sebagai proses interaksi diantara
beberapa orang yang berkesinambungan. Setiap anggota tim memiliki kewanangan
intervensi yang berbeda-beda sesuai skill dan kompetensi dalam mengelola sakit
pada pasiennya.
·
AMA
(American Medical Assosiation)
American Medical Assosiation (AMA, 1994)
mendefinisikan istilah kolaborasi sebagai sebuah proses dimana dokter dan
perawat merencanakan dan praktik bersama sebagai kolega, bekerja saling
ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktik mereka dengan berbagai
nilai-nilai, saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang
berkontribusi untuk merawat individu, keluarga, dan masyarakat. ANA (1992)
menambahkan, kolaborasi hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien adalah dalam melakukan diskusi tentang
diagnosa, melakukan kerja sama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi
dengan masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya.
·
Menurut
Kamus Heritage Amerika
Menurut Kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi
adalah bekerja bersama khususnya dalam usaha penggabungan pemikiran.
·
Gray
(1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai suatu proses berpikir dimana
pihak yang terlibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta
menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan pandangan mereka
terhadap apa yang dapat dilakukan.
·
Lidenke
dan Siekert
Lidenke dan Sieckert (2005), kolaborasi merupakan
proses kompleks yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan yang
disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien, dan
kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga profesional
kesehatan.
Dari definisi yang dikemukakan para ahli tersebut,
dapat disimpulkan bahwa kolaborasi adalah suatu proses interaksi yang kompleks
dan beragam, yang melibatkan beberapa orang untuk bekerja sama dengan
menggabungkan pemikiran secara berkesinambungan dalam menyikapi suatu hal
dimana setiap pihak yang terlibat saling ketergantungan didalamnya.
2.2
Tujuan kolaborasi
Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah
tentang klien dan untuk meningkatkan pamahaman
tentang kontrbusi setiap anggota tim serta untuk mengidentifikasi cara-cara
meningkatkan mutu asuhan klien. Agar hubungan kolaborasi dapat optimal, semua
anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama. Perawat dan dokter
merencanakan dan mempraktekkan sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan
dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagai nilai-nilai dan pengetahuan
serta respek terhadap orang lain yang berkonstribusi terhadap perawatan
individu, keluarga dan masyarakat.
Tim
satu disiplin ilmu meliputi : tim perawat, tim dokter, tim administrasi, dan
lain-lain.Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok
professional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda
keahlian. Tim akan berfungsi baik, jika terjadi adanya konstribusi dari anggota
timdalam memberikan
pelayanan kesehatan efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai sesama
anggota tim. Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik dalam tim
inter disiplin. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain.
Perawat berperan sebagai penghubung penting antara
pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.Dokter memiliki peran utama dalam
mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit.Pada situasi ini dokter
menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka
sering berkonsultasi dengan anggota tim lain sebagai membuat relevan pemberian
pengobatan. Tim multi disiplin meliputi: tim operasi, tim infeksi nasokomial,
dan lain-lain.
2.3 Karakeristik
Kolaborasi
Menurut Carpenter (1990), kolaborasi
mempunyai 8 karakteristik, yaitu:
-
Partisipasi
tidak dibatasi dan tidak hirarkis.
-
Partisipan
bertanggung jawab dalam memastikan pencapaian kesuksesan. Adanya tujuan yang
masuk akal.
-
Ada
pendefinisian masalah.
-
Partisipan
saling mendidik atau mengajar satu sama lain.
-
Adanya
identifikasi dan pengujian terhadap berbagai pilihan.
-
Implementasi
solusi dibagi kepada beberapa partisipan yang terlibat.
-
Partisipan
selalu mengetahui perkembangan situasi.
-
2.4
Dasar-dasar Komperensi Kolaborasi
a.
Komunikasi
Komunikasi
sangat dibutuhkan dalam berkolaborasi, karena kolaborasi membutuhkan pemecahan
masalah yang lebih komplek, dibutuhkan komunikasi efektif yang dapat dimengerti
oleh semua anggota tim.
b.
Respek dan kepercayaan
Respek
dan kepercayaan dapat disampaikan secara verbal maupun non verbal serta dapat
dilihat dan dirasakan dalam penerapannya sehari-hari.
c.
Memberikan dan menerima feed back
Feed
back dipengaruhi oleh persepsi seseorang, pola hubungan, harga diri,
kepercayaan diri, emosi, lingkungan serta waktu, feed back juga dapat bersifat
negative maupun positif.
d.
Pengambilan keputusan
Dalam
pengambilan keputusan dibutuhkan komunikasi untuk mewujudkan kolaborasi yang
efektif guna menyatukan data kesehatan pasien secara komperensip sehingga
menjadi sumber informasi bagi semua anggota tim.
e.
Manajemen konflik
Untuk menurunkan komplik maka masing-masing anggota harus
memahami peran dan fungsinya, melakukan klarifikasi persepsi dan harapan,
mengidentifikasi kompetensi, mengidentifikasi tumpang tindih peran serta
melakukan negosiasi peran dan tanggung jawabnya.
2.5
Elemen kunci kolaborasi
Kunci kolbarosi dalam pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien diantaranya yaitu :
1. Kerjasama
Kerjasama
adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk memeriksa beberapa
alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan. Asertifitas penting ketika
individu dalam tim mendukung pendapat mereka dengan keyakinan. Tindakan asertif
menjamin bahwa pendapatnya benar-benar didengar dan konsensus untuk
dicapai.Tanggung jawab, mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari hasil
konsensus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya.
2. Komunikasi
Komunikasi
artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi informasi penting
mengenai perawatan pasien dan issu yang relevan untuk membuat keputusan klinis.
Otonomi mencakup kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya.
3. Koordinasi
Kordinasi
adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien, mengurangi
duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi dalam menyelesaikan
permasalahan.
4. Kepercayaan
Kepercayaan
adalah konsep umum untuk semua elemen kolaborasi. Tanpa rasa pecaya, kerjasama
tidak akan ada, asertif menjadi ancaman, menghindar dari tanggung jawab,
terganggunya komunikasi.
Kolaborasi didasarkan pada konsep
tujuan umum, konstribusi praktisi profesional, kolegalitas, komunikasi dan
praktek yang difokuskan kepada pasien.Kolegalitas menekankan pada saling
menghargai, dan pendekatan profesional untuk masalah-masalah dalam team dari
pada menyalahkan seseorang atau atau menghindari tangung jawab. Hensen
menyarankan konsep dengan arti yang sama : mutualitas dimana dia mengartikan
sebagai suatu hubungan yang memfasilitasi suatu proses dinamis antara
orang-orang ditandai oleh keinginan maju untuk mencapai tujuan dan kepuasan
setiap anggota.
Elemen kunci kolaborasi dalam kerja
sama team multidisipliner dapat digunakan untuk mencapai tujuan kolaborasi
team:
1. Memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan keahlian uik
professional.
2. Produktivitas
maksimal serta efekifitas dan efisiensi sumber daya.
3. Peningkatanya
profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas
4. Meningkatnya
kohesifitas antar professional
5. Kejelasan
peran dalam berinteraksi antar professional.
6.
Menumbuhkan komunikasi,
kolegalitas, dan menghargai dan memahami orang lain.
2.6
Kriteria
Kolaborasi
Terwujudnya
suatu kolaborasi tergantung pada beberapa kriteria, yaitu:
1. Adanya
saling percaya dan menghormati
2. saling
memahami dan menerima keilmuan masing-masing
3. memiliki
citra diri positif
4. memiliki
kematangan professional yang setara (yang timbul dari pendidikan dan
pengalaman).
5. mengakui
sebagai mitra kerja bukan bawahan
6. keinginan
untuk bernegoisasi.
2.7
Pemahaman
Kolaborasi
Pemahaman mengenai prinsip kolaborasi
dapat menjadi kurang berdasar jika hanya dipandang dari hasilnya saja.
Pembahasan bagaimana proses kolaborasi itu terjadi justru menjadi point penting
yang harus disikapi. Bagaimana seorang pemberi asuhan kesehatan, pasien dan
keluarga memandang arti kolaborasi harus dipahami oleh kedua belah pihak
sehingga dapat diperoleh persepsi yang sama.
Seorang perawat akan berfikir; apa
masalah pasien ini? Bagaimana pasien menanganinya?, bantuan apa yang
dibutuhkannya? Dan apa yang dapat diberikan kepada pasien?.Perawat dididik
untuk mampu menilai status kesehatan pasien, merencanakan intervensi,
melaksanakan rencana, mengevaluasi hasil dan menilai kembali sesuai kebutuhan.
Para pendidik menyebutnya sebagai proses keperawatan. Inilah yang dijadikan
dasar argumentasi bahwa profesi keperawatan didasari oleh disiplin ilmu yang
membantu individu sakit atau sehat dalam menjalankan kegiatan yang mendukung
kesehatan atau pemulihan sehingga pasien bisa mandiri.
Inti dari suatu hubungan kolaborasi
adalah adanya perasaan saling ketergantungan (interdefensasi) untuk
kerjasama dan bekerjasama. Bekerjasama dalam suatu kegiatan dapat memfasilitasi
kolaborasi yang baik. Kerjasama mencerminkan proses koordinasi pekerjaan agar
tujuan atau target yang telah ditentukan dapat tercapai. Selain itu menggunakan
catatan klien terintegrasi dapat merupakan suatu alat untuk berkomunikasi
antara profesi secara formal tentang asuhan klien. Kolaborasi dapat berjalan
dengan baik jika : 1) semua profesi memiliki visi dan misi yang sama, 2)
masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari pekerkaannya, 3) anggota profesi
dapat bertukar informasi dengan baik, 4) masing-masing profesi mengakui
keahlian dari profesi lain yang bergabung dalam tim.
2.8
Sistem
kolaboasi antara perawat dan keluarga
Dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien, selain harus bekerjasama atau berkolaborasi
dengan tim interdisiplin atau tim kesehatan kita juga harus berkolaborasi
dengan keluarga pasien. Keluarga sangat berperan dalam menentukan kesembuhan
atau status pasien. Dengan adanya keluarga perawat dapat berkontribusi, saling
bertukar pendapat mengenai bagaimana cara asuhan keperawatan yang baik yang
harus dilakukan pada pasien.
Dalam
berkolaborasi dengan keluarga, perawat harus memperhatikan hal – hal yang
menjadi dasar atau acuan pemberian asuhan keperawatan pada pasien. Diantaranta
komunikasi yang baik, saling menghargai, menyampingka ego diantara masing –
masing dan bias bekerja sama dalam mengambil suatu keputusan yang beresiko
maupun tidak pada pasien. Jika tidak ada kolaborasi dengan pasien, mungkin
perawat tidak akan bias memberikan asuhan keperawatan dengan baik pada pasien
karena keluarga memgang peranan sangat penting dalam embantu perawat
mendapatkan informasi tentang pasien maupun meningkatkan kesembuhan pasien.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
makalah yang telah dibuat dapat ditarik kesimpulan bahwa kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang diagnosa,
melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau
komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya.
Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah
tentang klien dan untuk meningkatkan pamahaman
tentang kontrbusi setiap anggota tim serta untuk mengidentifikasi cara-cara
meningkatkan mutu asuhan klien. Agar hubungan kolaborasi dapat optimal, semua
anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama.
Dalam
membangun kerjasama tersebut, peran keluarga dalam klaborasi dengan perawat
juga sangat dibutuhkan karena kita tidak akan mengetahui informasi apapun
tentang pasien yang kita rawat melainkan keluarganya, jadi keluarga sangat
berkontribusi sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
guna untuk mempercepat penyembuhan pasien, meningkatkan mtu pelayanan kesehatan
maupun menjadi ukuran untuk mengambil suatu keputusan.
3.2
Saran
Saran
yang dapat kami sampaikan yaitu dalam memberikan asuhan keperawatan perawat
harus berkolaborasi dengan tim interdisiplin maupun dengan keluarga, karena
keluarga merupakan salah satu anggota yang dimiliki pasien yang dapat
membantunya dalam mengambil suatu keputusan untuk kesembuhannya. Jika tidak ada
kolaborasi antara perawat dan keluarga maka hubungan perawat dan pasien tidak
akan berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
diunduh
pada hari rabu , tanggal 22 september 2016 pada pukul 14.21 WIB.
Diunduh pada hari rabu, tanggal
22 september 2016 pada pukul 19.34 WIB
Nah udah tau kan bagaimana perawat harus berkolaborasi dengan keluarga pasien maupun dengan tim lainnya, meskipun jauh dari kesempurnaan tapi setidaknya postuingan ini membuat kita jadi sedikit lebih mengetahui bagaimana perawat itu berkolaborasi dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien ya . semoga bisa bermanfaat :)